icon
Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Desa Wisata Religi Desa Balun, 3 Pemeluk Agama Hidup Damai Berdampingan Ikon Kabupaten Lamongan

Editor: Wiwit Purwanto
Desa Balun Lamongan di nobatkan sebagai Desa Wisata Religi
Desa Balun Lamongan di nobatkan sebagai Desa Wisata Religi

Suryatravel.com-  Desa Balun di Lamongan Jawa Timur dikenal sebagai Desa Pancasila karena keragaman pemeluk agama yang hidup berdampingan secara damai. Dan desa tersebut dinobatkan sebagai desa wisata religi.

Menurut Kepala Desa Balun Khusyairi, pada dasarnya Desa Balun sudah memiliki potensi yang bisa dikembangkan.

Jadi ketika dikelola dengan benar akan semakin memberi dampak yang baik pula masyarakat.

"Desa Balun sangat layak menyandang sebagai Desa Wisata Religi. Karena sudah memiliki embrio, kebudayaan dan kesenian yang bisa menarik wisatawan," kata Kusyairi.

Desa Balun selama ini sudah akrab mendapat julukan Desa Pancasila karena keberagaman warganya. 

Meski masyarakatnya berbeda keyakinan keagamaan,  tetapi bisa hidup rukun tanpa pernah ada gesekan sekecil apapun.

"Di sini Desa Balun hidup berdampingan 3 pemeluk agama. Yaitu Islam, Kristen dan Hindu," ungkapnya.

Hidup rukun dan damainya 3 pemeluk agama di desa menjadi nilai jual dalam menarik minat wisatawan untuk datang ke Desa Balun sambil melakukan penelitian.

Selain rukunnya 3 pemeluk agama, potensi wisata lainnya yakni budaya. 

Budaya atau potensi yang dimiliki Desa Balun bisa dikemas sedemikian rupa sehingga dapat menjadi daya tarik wisatawan. 

"Kami juga punya agenda tahunan semacam pawai Ogoh-ogoh yang banyak dikunjungi masyarakat dari luar Kota Lamongan," katanya.

Balun juga punya kesenian karawitan dan banyak budaya lain yang bisa gali.

Desa telah menuju itu dan diharapkan untuk meningkatkan APBDes.

Potensi wisata religi bernafaskan semangat kebangsaan di Desa Pancasila ini kian kental.

Pasalnya, di desa ini juga ada Makam Mbah Alun atau makam Tawangalun 3, salah satu dari santri Sunan Drajat.

Tiap malam Jumat Kliwon, kompleks makam yang berada tak jauh dari kompleks 3 tempat ibadah di desa Balun ini selalui ramai dengan peziarah.

Meskipun secara jumlah agama mayoritas tetap Islam yaitu 75% 3498 orang dari 4.644 jumlah total penduduk) dan agama yang paling sedikit adalah hindu yaitu 7% (289 orang) serta sisanya agama kristen 18% (857 orang).

Tekanan ataupun perlakuan sewenang-wenang tentang agama tidak pernah ada. Masing-masing dari mereka saling menjaga.

Begitu pula tidak ada pengelompokan tempat tinggal berdasarkan agama, mereka campur dan menyebar merata.

Bupati Lamongan Fadeli menyampaikan, penobatan Desa Balun sebagai desa wisata religi ini dirasa tepat.

Selama ini Desa Balun sudah dikenal menjadi salah satu ikon Lamongan yang sudah sampai ke tingkat nasional dan mendunia.

"Inilah yang menjadi ikon-nya Lamongan, salah satunya di Desa Balun ini yang memang perlu terus kita angkat.

Dengan harapan potensi yang kita kembangkan ini bisa menjadi ikon atau kekuatan yang ada di desa ini menjadi inspirasi di desa-desa lain.

Ikon-nya Lamongan terus bertambah lagi, desa-desa wisata bertambah lagi, menginspirasi desa-desa yang lain," kata Bupati Lamongan, Fadeli saat peresmian Desa Balun sebagai desa wisata religi.

Fadeli menambahkan, mereka sengaja me-launching desa wisata religi untuk meningkatkan rasa kebersamaan dan ketenaran Balun sebagai desa wisata dan Desa Pancasila.

Ia berharap peresmian ini akan mendorong banyak desa di Lamongan untuk semakin sadar dalam mengembangkan potensi desa.

"Kita tunjukkan Desa Balun ini menjadi ikon-nya agama-agama dan kebersamaannya. Kita bayangkan, di sini ada masjid, di depannya ada gereja, di sebelahnya ada pura. Tapi bisa hidup berdampingan, guyup, rukun, bahkan lebih rukun daripada di tempat lain," imbuh Fadeli.

Banyak perguruan tinggi yang datang ke desa ini dan mengenalkan Desa Balun sebagai salah satu desa wisata religi di Lamongan.

Unisla Lamongan pernah datang ke desa ini dan mengemas desa ini dengan berbagai hal menarik seperti pojok selfie atau grafiti yang meneguhkan desa ini sebagai desa yang bhineka.

Perguruan tinggi lainnya adalah Universitas Bhayangkara (Ubara) yang pernah menjalani KKN Tematik di desa yang masuk dalam wilayah Kecamatan Turi itu. 

Tak kurang, Rektor Universitas Bhayangkara Brigjen Pol (purn) Edy Prawoto pun datang ke desa ini dan melihat secara langsung potensi desa ini.

Pengembangan desa Balun sebagai desa wisata religi ini diharapkan bisa menjadi tonggak kebangkitan ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat.

"Saat ini mungkin aspek budayanya lebih dulu, tapi nanti akan berkaitan dengan aspek ekonomi. Yang mana aspek ekonomi akan menjadi daya jungkit desa ini yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat," ujar Edy ketika itu.(Hanif Manshuri)

Sumber: Surya